Back-End Ratio adalah salah satu indikator yang digunakan dalam analisis fundamental investasi. Indikator ini menentukan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjangnya berdasarkan pendapatan bersih atau laba setelah pajak. Dalam istilah sederhana, back-end ratio mengukur seberapa besar hutang perusahaan dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan.

Rasio ini penting untuk diikuti karena mengindikasikan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang yang dimilikinya di masa depan. Semakin tinggi back-end ratio, semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk membayar hutangnya, yang dapat berdampak buruk pada harga saham dan kinerja investasi secara keseluruhan.

Untuk menghitung back-end ratio, kita perlu membagi total hutang jangka panjang perusahaan dengan laba bersih setelah pajak. Idealnya, back-end ratio harus berada di bawah 1,5. Jika back-end ratio lebih tinggi daripada ini, hal tersebut dapat menjadi tanda peringatan bahwa perusahaan memiliki masalah keuangan dan mungkin tidak mampu membayar hutangnya di masa depan.

Dalam melakukan investasi, back-end ratio dapat menjadi indikator penting dalam menentukan nilai investasi jangka panjang. Namun, investor juga harus memahami bahwa back-end ratio hanyalah satu dari banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat melakukan analisis fundamental terhadap suatu perusahaan.