Backward Integration adalah strategi bisnis di mana sebuah perusahaan mengakuisisi atau memperluas kegiatan produksi ke arah upstream, yakni mengendalikan dan menguasai proses produksi barang mentah atau komponen yang digunakan dalam proses produksi. Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat memiliki kontrol lebih besar atas rantai pasokan yang memasok bahan mentah atau komponen yang diperlukan dalam produksinya, sehingga mengurangi risiko gangguan pasokan dan meningkatkan efisiensi produksi.

Contoh dari backward integration adalah seorang produsen mobil yang memutuskan untuk mengakuisisi atau memperluas produksi komponen kendaraan seperti mesin, ban, atau sistem audio. Dengan melakukan backward integration, produsen mobil dapat mengendalikan pasokan dan kualitas komponen kendaraannya, sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan juga meningkatkan kualitas produk akhir.

Backward integration dapat menjadi salah satu pilihan strategi bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya dalam industri tertentu, namun juga membutuhkan investasi besar dan risiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan dengan matang sebelum mengadopsi strategi ini.