Black Friday dalam trading / investasi merujuk pada salah satu hari paling hitam dalam sejarah pasar finansial di Amerika Serikat. Pada tanggal 24 Oktober 1929, terjadi kejatuhan drastis pada harga saham di New York Stock Exchange yang kemudian mengakibatkan kejatuhan pasar saham secara global. Kejadian ini dianggap sebagai pemicu langsung dari Great Depression yang mempengaruhi ekonomi seluruh dunia selama bertahun-tahun.

Menurut catatan sejarah, di hari yang bersejarah itu terjadi penjualan saham dalam jumlah besar, terutama dari investor besar, yang kemudian diikuti oleh panik jual dari investor kecil. Kejatuhan harga saham yang begitu drastis, menghilangkan nilai saham secara signifikan dan membuat banyak orang kaya menjadi miskin dalam waktu singkat.

Sejak saat itu, istilah Black Friday digunakan untuk menggambarkan kejadian yang serupa dan melambangkan kondisi pasar finansial yang buruk secara keseluruhan. Istilah tersebut juga kerap digunakan pada hari Jumat setelah Thanksgiving di Amerika Serikat, di mana banyak toko memberikan diskon besar-besaran untuk memancing pembeli pada musim liburan. Meskipun tidak ada hubungan langsung antara Black Friday dalam investasi dan Black Friday dalam belanja, istilah tersebut tetap menjadi simbol yang mengingatkan kita tentang dampak buruk kegagalan pasar finansial.