Channel stuffing adalah praktik yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyesatkan investor dengan cara memanipulasi angka penjualan. Praktik ini dilakukan dengan cara menjual barang secara besar-besaran ke distributor atau reseller, yang kemudian menumpuk barang tersebut di gudang dalam jumlah yang tidak wajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan terlihat seperti memiliki tingkat penjualan yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, dengan harapan dapat menarik minat investor dan meningkatkan nilai saham perusahaan.
Salah satu alasan mengapa channel stuffing dianggap merugikan adalah karena praktik ini bisa memberikan gambaran yang salah tentang kondisi sebenarnya dari perusahaan. Hal ini bisa memicu penilaian yang tidak akurat dari para investor yang tertarik untuk menanamkan modal. Dalam jangka panjang, hal ini bisa merugikan perusahaan dan investor, karena manipulasi angka penjualan dapat terus terjadi.
Sebagai seorang investor, kamu harus berhati-hati terhadap hal ini. Hindari membuat keputusan investasi hanya berdasarkan gambaran yang terlihat di permukaan saja. Selalu pastikan bahwa kamu melakukan riset yang matang terhadap kondisi perusahaan, serta memeriksa apakah ada tanda-tanda bahwa perusahaan sedang melakukan praktik channel stuffing. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan investasi yang cerdas dan menghindari risiko kerugian yang tidak perlu.