Conflict Theory dalam trading atau investasi merujuk pada teori bahwa konflik dan ketidaksetaraan sosial dapat mempengaruhi pasar keuangan. Teori ini menunjukkan bahwa ketidakadilan ekonomi yang ditemukan dalam masyarakat diterjemahkan ke dalam tindakan pasar finansial, di mana keuntungan dan kerugian dalam perdagangan dihasilkan dari situasi ketidaksetaraan yang ada di masyarakat.

Dalam perspektif Conflict Theory ada pandangan bahwa perdagangan dan investasi dapat menjadi faktor yang menegaskan kesenjangan sosial antara individu yang memiliki kekayaan yang tinggi dan individu yang memiliki kekayaan yang rendah. Hal ini disebut juga sebagai wealth gap atau kesenjangan kekayaan. Oleh karena itu, para investor atau trader yang menggunakan teori konflik ini mendasarkan pengambilan keputusan mereka pada analisa sosial dan politik, serta faktor non-ekonomi lainnya dalam menemukan peluang dan menghindari risiko keuangan yang terkait dengan ketimpangan dan konflik sosial.

Dalam prakteknya, Conflict Theory dapat membantu investor memahami bagaimana isu-isu sosial dan kebijakan politik tertentu dapat mempengaruhi semangat pasar dan cara di mana harga aset ditetapkan di lingkungan ekonomi yang tidak adil. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor non-ekonomi ini, para investor dapat mengembangkan strategi trading yang lebih melindungi kapital mereka dan menghindari risiko-risiko yang muncul akibat konflik sosial dan ekonomi.