Deflasi pada dasarnya adalah penurunan umum dan berkelanjutan dalam harga barang dan jasa di suatu ekonomi. Deflasi terjadi ketika permintaan yang rendah terhadap barang dan jasa menyebabkan penurunan harga. Sebagian besar investor dan trader menganggap deflasi sebagai suatu tanda peringatan terhadap kondisi ekonomi yang buruk karena dapat menyebabkan resesi ekonomi.

Deflasi memiliki dampak besar pada pasar keuangan dan investasi. Investasi pada pasar saham dan obligasi dapat menjadi sulit karena perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan penjualan mengalami kesulitan untuk membayar hutang dan mempertahankan laba mereka. Sebagai akibatnya, harga saham mungkin turun dan tingkat suku bunga obligasi mungkin mengalami penurunan.

Para investor biasanya lebih memilih investasi pada aset defensif seperti surat utang, emas, dan tanah ketika terjadi deflasi. Hal ini dikarenakan aset-aset tersebut mampu menahan nilai tukarannya. Kondisi deflasi juga sering membuat bank sentral meningkatkan suku bunga guna merangsang pengeluaran dan mencegah deflasi terus berlanjut.

Sementara itu, trader dapat memanfaatkan kondisi deflasi dengan melakukan open posisi short pada mata uang atau saham yang terpengaruh deflasi. Namun, perlu dipahami bahwa melakukan trading selalu memiliki risiko karena volatilitas pasar bisa berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, sangat penting bagi trader dan investor untuk memahami kondisi ekonomi dan potensi risiko yang dapat terjadi pada setiap keadaan pasar.