Fourth World dalam trading / investasi mengacu pada sekelompok negara atau wilayah yang dianggap memiliki kondisi ekonomi yang tertinggal dan terbelakang. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Peter Wollenstein pada tahun 1974 untuk menggambarkan situasi yang berbeda dari negara-negara First World (negara-negara maju) dan Third World (negara-negara berkembang). Negara-negara atau wilayah yang termasuk dalam Fourth World umumnya memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, kurangnya infrastruktur dan akses terbatas pada sumber daya ekonomi yang penting.

Fourth World seringkali digambarkan sebagai wilayah yang terisolasi dan sulit untuk dikelola secara ekonomi. Mereka sering memiliki tingkat pengangguran yang tinggi, rendahnya pendapatan per kapita, dan akses terbatas ke peluang investasi. Masalah-masalah sosial seperti ketidakstabilan politik, konflik bersenjata, atau kurangnya kebijakan pemerintah yang efektif juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kondisi Fourth World.

Penting bagi para trader atau investor untuk memahami konsep Fourth World karena dapat mempengaruhi potensi investasi di negara-negara atau wilayah-wilayah tersebut. Investasi di Fourth World mungkin melibatkan risiko yang lebih tinggi daripada di negara-negara maju atau berkembang. Faktor-faktor ekonomi dan politik yang tidak stabil dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tidak terduga dan potensi kerugian yang lebih besar.

Sebelum melakukan investasi di negara-negara Fourth World, penting untuk melakukan riset yang mendalam dan memahami tantangan serta potensi keuntungan yang mungkin ada. Melibatkan konsultan investasi yang berpengalaman dalam pasar Fourth World juga bisa menjadi langkah yang bijaksana.