Gardening Leave dalam konteks trading atau investasi mengacu pada periode di mana seorang individu atau trader yang bekerja di industri keuangan, termasuk perusahaan sekuritas atau bank investasi, diberikan cuti sejenak dari pekerjaannya. Selama periode ini, pekerja tersebut tidak diizinkan untuk memulai atau terlibat dalam aktivitas perdagangan atau investasi yang mungkin menguntungkan mereka secara pribadi atau bersaing secara tidak adil dengan perusahaan tempat mereka bekerja saat ini.

Praktik Gardening Leave biasanya diterapkan ketika seorang individu mengundurkan diri atau dipecat dari pekerjaan mereka dalam industri keuangan yang sangat sensitif dan memiliki kepentingan yang tinggi dalam menjaga kerahasiaan informasi dan menghindari konflik kepentingan.

Selama periode cuti Gardening Leave, individu tersebut tetap menjadi karyawan perusahaan dan menerima gaji, meskipun mereka tidak aktif dalam pekerjaan yang sebenarnya. Tujuan utama dari Gardening Leave adalah untuk melindungi kepentingan perusahaan dengan mencegah individu tersebut mengakses informasi sensitif atau memanfaatkan pengetahuan mereka tentang perusahaan, pesaing, atau pasar keuangan untuk keuntungan pribadi.

Selama periode ini, individu tersebut sering kali dilarang untuk berinteraksi dengan klien atau rekan kerja mereka dan mungkin diberikan batasan akses ke sistem atau dokumen yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Mereka juga mungkin dilarang untuk bekerja di perusahaan yang berkonflik langsung dengan perusahaan tempat mereka bekerja saat ini.

Periode cuti Gardening Leave bervariasi tergantung pada kesepakatan antara individu tersebut dan perusahaan tempat mereka bekerja. Biasanya, rentang waktu berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Selama periode ini, individu tersebut diharapkan menjaga kerahasiaan perusahaan, tetap setia pada perjanjian kerja, dan tidak merugikan reputasi perusahaan secara sengaja.

Secara keseluruhan, Gardening Leave adalah praktik yang umum dalam industri keuangan untuk menjaga keamanan dan menghindari potensi konflik kepentingan. Hal ini memastikan bahwa individu yang meninggalkan perusahaan tetap memiliki keterlibatan minimal dengan perusahaan yang bersangkutan dan dapat mengurangi risiko kerugian bagi perusahaan tersebut.