Greenmail adalah istilah yang digunakan dalam dunia trading dan investasi yang mengacu pada praktik di mana seorang investor atau perusahaan membeli saham di perusahaan lain dengan niat untuk menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi atau untuk mendapatkan keuntungan lainnya.

Greenmail sering kali terjadi ketika seorang investor atau perusahaan yang memiliki saham di suatu perusahaan merasa bahwa memiliki bagian dari perusahaan tersebut memberikan mereka pengaruh dalam pengambilan keputusan perusahaan. Mereka dapat menggunakan ini untuk memaksa perusahaan target untuk membeli kembali saham mereka dengan harga yang lebih tinggi, atau memberikan keuntungan lain seperti posisi di dewan direksi atau kontrak bisnis yang menguntungkan.

Praktek greenmail telah menghadirkan kontroversi dan kritik dari beberapa ahli dan pengamat pasar. Kritikus menganggap greenmail sebagai taktik yang tidak etis dan merugikan bagi perusahaan target serta pemegang saham lainnya. Mereka berpendapat bahwa greenmail tidak mendorong penciptaan nilai jangka panjang dan hanya mendorong spekulasi dan manipulasi harga saham.

Di beberapa yurisdiksi, undang-undang telah diberlakukan untuk membatasi atau melarang praktik greenmail. Misalnya, di Amerika Serikat, Securities and Exchange Commission (SEC) telah menciptakan aturan yang mengharuskan pemegang saham yang membeli saham dengan tujuan greenmail untuk mengungkapkan niat mereka kepada SEC dan perusahaan target.

Secara keseluruhan, greenmail adalah praktik yang kontroversial dalam dunia trading dan investasi. Meskipun beberapa investor melihat keuntungan dalam menggunakan taktik ini, skeptisisme terhadap etika dan dampak jangka panjang dari greenmail tetap ada.