Heckscher-Ohlin Model adalah salah satu teori ekonomi yang menjelaskan hubungan antara perdagangan internasional dan sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara. Model ini dikemukakan oleh dua ekonom Swedia bernama Eli Heckscher dan Bertil Ohlin pada tahun 1930-an.

Menurut Heckscher-Ohlin Model, perdagangan internasional terkait erat dengan perbedaan dalam faktor produksi antara negara-negara yang terlibat. Terdapat empat faktor produksi yang menjadi fokus utama dalam model ini, yaitu tenaga kerja, modal, tanah, dan keterampilan/teknologi.

Model ini berpendapat bahwa negara-negara akan cenderung mengkspor barang atau jasa yang menggunakan faktor produksi yang melimpah di negaranya dan mengimpor barang atau jasa yang menggunakan faktor produksi yang langka di negaranya. Dalam konteks ini, faktor produksi yang melimpah akan lebih murah di negara tersebut, sementara faktor produksi yang langka akan lebih mahal.

Contohnya, jika suatu negara memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak, negara tersebut cenderung akan mengkspor minyak dan mengimpor barang-barang yang membutuhkan faktor produksi lain seperti keterampilan atau teknologi. Sementara itu, negara yang memiliki tenaga kerja yang murah akan mengkspor barang-barang yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan mengimpor barang-barang yang membutuhkan lebih banyak modal atau keterampilan.

Heckscher-Ohlin Model penting dalam analisis perdagangan internasional karena membantu menjelaskan mengapa negara-negara memiliki keunggulan komparatif dalam produksi suatu barang atau jasa. Dengan memahami perbedaan dalam faktor produksi antara negara-negara, pelaku bisnis dan pemerintah dapat mengoptimalkan perdagangan internasional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.