Herd instinct dalam trading atau investasi merujuk pada fenomena di mana investor atau trader cenderung mengikuti tindakan mayoritas atau keputusan kolektif tanpa melakukan penilaian independen. Dalam konteks ini, individu yang mengikuti herd instinct cenderung mengabaikan analisis fundamental atau teknikal yang lebih mendalam dan lebih condong untuk mengambil keputusan berdasarkan keputusan orang lain.

Fenomena ini sering kali muncul ketika terjadi volatilitas tinggi atau perubahan cepat di pasar dunia, seperti dalam situasi krisis keuangan atau saat munculnya tren baru yang menarik minat banyak investor. Ketika ada ketidakpastian atau kekhawatiran yang meluas, individu merasa nyaman dan lebih yakin dalam mengikuti arah yang diambil oleh mayoritas. Mereka beranggapan bahwa mengikuti kerumunan akan memberikan keamanan dan meredam rasa takut akan membuat keputusan yang salah.

Meskipun herd instinct dapat memberikan rasa aman dan mengurangi ketidakpastian, namun seringkali dapat mendistorsi pasar dan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Jika banyak orang mengambil tindakan serupa secara bersamaan, hal ini dapat menyebabkan kondisi yang serupa seperti gelembung pasar atau pemicu bagi pergerakan harga yang drastis.

Bagi trader atau investor yang ingin sukses, penting untuk tidak terjebak dalam herd instinct. Sebaliknya, mereka perlu melatih diri untuk menjadi independen dan melakukan analisis mandiri sebelum mengambil keputusan investasi. Dengan cara ini, mereka dapat menghindari risiko tersembunyi dan memperoleh keuntungan dari pergerakan pasar yang sebenarnya.

Dalam hal ini, meneliti dan memahami analisis fundamental, memantau tren jangka panjang, serta membangun strategi investasi yang solid akan menjadi langkah-langkah penting untuk mengurangi efek negatif dari herd instinct dan meningkatkan kesuksesan dalam trading atau investasi.