Historic structure dalam trading atau investasi merujuk pada pola atau tren harga yang telah terbentuk di masa lalu dan berpotensi untuk mempengaruhi arah pergerakan harga di masa depan. Ini berarti bahwa para trader, investor, atau analis teknikal menggunakan data historis untuk mengidentifikasi pola harga yang telah terbentuk sebelumnya dan memperkirakan kemungkinan pergerakan harga di masa mendatang.

Historic structure dapat mencakup pola harga seperti support dan resistance, trendline, pola kandil (candlestick patterns), dan indikator teknikal lainnya. Misalnya, support adalah level harga di mana permintaan beli cukup kuat untuk mencegah harga turun lebih jauh. Resistance adalah level harga di mana penawaran jual cukup kuat untuk mencegah harga naik lebih jauh. Para trader seringkali mencari pola support dan resistance yang telah terbentuk sebelumnya untuk memperkirakan di mana harga mungkin berbalik arah atau melanjutkan tren.

Investor juga menggunakan historic structure untuk memperkirakan pergerakan harga saham atau instrumen keuangan lainnya di masa depan. Mereka melakukan analisis fundamental untuk melihat data historis kinerja perusahaan, termasuk pendapatan, laba, rasio keuangan, dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi nilai saham. Dengan mempelajari histori kinerja perusahaan dan tren industri, investor dapat membuat prediksi tentang potensi pertumbuhan dan arah pergerakan harga saham.

Penting untuk diingat bahwa historic structure hanyalah salah satu alat atau pendekatan dalam trading dan investasi. Meskipun analisis historis dapat memberikan wawasan yang berharga, tidak ada jaminan bahwa pola harga di masa lalu akan terulang di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi para trader dan investor untuk menggunakan historic structure sebagai satu faktor dalam pengambilan keputusan yang disertai dengan analisis lainnya dan manajemen risiko yang tepat.