Hollowing out adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia trading dan investasi untuk menggambarkan suatu situasi di mana sebuah perusahaan mengalami penurunan kinerja dalam jangka panjang, yang menyebabkan inti dari perusahaan tersebut menjadi terkikis dan terabaikan. Fenomena ini terjadi ketika perusahaan menurunkan kemampuan produksinya, baik dalam hal kapasitas maupun kualitas, yang mengarah pada penurunan pendapatan dan laba.

Pada umumnya, hollowing out terjadi karena beberapa faktor seperti perubahan dalam industri, persaingan yang meningkat, perubahan tren konsumen, atau kebijakan perusahaan yang tidak berhasil. Misalnya, jika suatu perusahaan tidak beradaptasi dengan inovasi teknologi yang baru dan terus-menerus digunakan oleh pesaingnya, maka perusahaan tersebut dapat mengalami penurunan permintaan dan penjualan.

Akibatnya, perusahaan tersebut mungkin harus melakukan pengurangan biaya dengan mengurangi produksi, merumahkan karyawan, atau bahkan menutup unit bisnis yang tidak menguntungkan. Hal ini menyebabkan pengurangan sumber daya perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan menghasilkan laba yang sehat.

Secara umum, hollowing out berdampak negatif pada nilai perusahaan dan bisa menyebabkan penurunan harga saham dan kepercayaan investor. Selain itu, hal ini juga dapat berimbas pada kesejahteraan karyawan perusahaan tersebut, seperti pemotongan gaji, peningkatan tekanan kerja, atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Untuk mencegah hollowing out, sebuah perusahaan harus terus beradaptasi dengan perubahan pasar, menjaga relevansi produk atau layanan mereka, dan selalu berpikir inovatif. Perusahaan juga perlu memperhatikan keberlanjutan operasional mereka dan berinvestasi dalam strategi pertumbuhan jangka panjang untuk menghindari terjadinya penurunan kinerja yang signifikan.