Dalam trading atau investasi, istilah Impaired Asset mengacu pada aset yang mengalami penurunan nilai (kecacatan) yang signifikan dan tidak dapat diharapkan untuk menghasilkan pengembalian yang diharapkan sebelumnya. Aset yang terkena kecacatan ini biasanya memiliki nilai pasar yang lebih rendah dari nilai buku mereka.

Penyebab dari kecacatan aset dapat bervariasi. Beberapa faktor yang umum menyebabkan aset menjadi cacat meliputi penurunan permintaan atas produk atau layanan yang dihasilkan oleh aset tersebut, penggantian teknologi yang membuat aset usang atau tidak relevan, perubahan regulasi yang menghambat penggunaan aset, dan peningkatan biaya yang melebihi manfaat yang diharapkan.

Untuk menguji kecacatan aset, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis yang membandingkan nilai pasar dari aset tersebut dengan nilai bukunya. Jika nilai pasar lebih rendah dari nilai buku, hal ini dapat menunjukkan adanya potensi kecacatan. Selanjutnya, penilai profesional dapat melakukan penilaian lanjutan dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi nilai aset.

Untuk mencatat kecacatan aset dalam laporan keuangan, perusahaan harus mengalokasikan selisih antara nilai buku dan nilai pasar sebagai pengeluaran. Hal ini akan mengurangi nilai aset dan mengakibatkan rugi yang dicatat dalam laporan laba rugi. Proses pencatatan dapat melibatkan beberapa akun seperti Impairment Loss atau Accumulated Impairment Loss yang bergantung pada kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan.

Dalam trading atau investasi, pemahaman yang baik tentang apa yang dimaksud dengan kecacatan aset, penyebabnya, bagaimana cara menguji, dan cara mencatatnya sangat penting. Hal ini dapat membantu investor dan perusahaan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait dengan aset-aset yang terkena kecacatan agar dapat meminimalkan kerugian dan memaksimalkan nilai investasi mereka.