Indexing dalam konteks trading atau investasi mengacu pada metode atau strategi pengelolaan portofolio di mana investor mencoba untuk mereplikasi kinerja suatu indeks pasar secara keseluruhan, daripada mencoba untuk memilih saham individual yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari pasar secara keseluruhan.

Indeks pasar adalah kumpulan saham yang mewakili pasar secara keseluruhan atau sebagian besar pasar. Contohnya adalah S&P 500 di Amerika Serikat, yang terdiri dari 500 saham terbesar di bursa saham AS.

Investor dapat menggunakan indeks ini sebagai acuan untuk menentukan kinerja investasi mereka. Jika investasi mereka menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada indeks, maka mereka dianggap berhasil. Sebaliknya, jika kinerja investasi berada di bawah indeks, maka dapat dianggap gagal.

Salah satu kelebihan dari menggunakan strategi indeks adalah biaya yang lebih rendah. Dengan membeli saham-saham yang ada dalam indeks, investor dapat menghindari biaya tinggi yang biasanya terjadi saat membeli saham individual. Selain itu, strategi indeks juga dapat memberikan diversifikasi yang baik karena investor memiliki sejumlah saham yang tersebar di berbagai sektor atau industri.

Strategi indeks memiliki beberapa kelemahan, terutama jika ada perubahan tren atau kondisi pasar yang signifikan. Karena strategi ini hanya mereplikasi kinerja pasar secara keseluruhan, investor tidak memiliki fleksibilitas untuk menghindari sektor atau saham yang mungkin akan mengalami penurunan atau bahkan kegagalan. Oleh karena itu, strategi indeks cocok untuk investor yang memiliki toleransi risiko yang tinggi dan berpikir jangka panjang.

Dalam ringkasan, indexing dalam trading atau investasi adalah metode pengelolaan portofolio di mana investor mencoba mereplikasi kinerja suatu indeks pasar secara keseluruhan. Ini dapat memberikan biaya yang lebih rendah dan diversifikasi yang baik, tetapi juga memiliki risiko terbatas dalam menghindari perubahan tren atau kondisi pasar.