Di dunia trading dan investasi, inorganic growth merujuk pada pertumbuhan perusahaan melalui merger, akuisisi, atau aliansi strategis dengan perusahaan lain, daripada melalui pertumbuhan organik yang terjadi melalui ekspansi bisnis internal. Dalam hal ini, perusahaan mengambil langkah-langkah untuk memperluas operasinya dengan mengakuisisi perusahaan lain atau membentuk kemitraan dengan perusahaan lain untuk memperoleh akses ke pasar baru, teknologi baru, pelanggan baru, atau akses ke sumber daya yang lebih besar.

Salah satu tujuan utama dari inorganic growth adalah untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat dan mengurangi risiko yang terkait dengan pertumbuhan organik. Dengan menggabungkan atau mengakuisisi perusahaan lain, perusahaan dapat secara instan memperoleh aset, keahlian, atau infrastruktur yang mereka butuhkan untuk berkembang, daripada harus membangun semuanya dari awal. Hal ini juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas pangsa pasar mereka dengan cepat, meningkatkan daya saing, dan mencapai skala ekonomi yang lebih efisien.

Namun, inorganic growth juga tidak terlepas dari risiko. Proses merger atau akuisisi tidak selalu berjalan mulus dan dapat melibatkan biaya yang tinggi, kerumitan hukum, dan integrasi yang sulit antara budaya perusahaan. Selain itu, perusahaan yang terlalu fokus pada pertumbuhan inorganic dapat kehilangan fokus pada operasional inti yang eksisting, yang dapat berdampak negatif pada kinerja jangka panjang mereka.

Untuk menggunakan inorganic growth dalam trading atau investasi, investor perlu memperhatikan bagaimana perusahaan yang mereka pertimbangkan sedang melakukan ekspansi inorganic. Mereka perlu mengevaluasi apakah pertumbuhan tersebut akan menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang dan apakah ada risiko atau hambatan yang mungkin dialami perusahaan dalam proses tersebut.