Interest Rate Sensitivity adalah istilah yang digunakan dalam trading dan investasi untuk menggambarkan seberapa besar suatu investasi atau portofolio investasi akan terpengaruh oleh perubahan suku bunga. Ketika suku bunga naik, nilai investasi yang sensitif terhadap suku bunga akan cenderung turun, sedangkan ketika suku bunga turun, nilai investasi tersebut akan cenderung naik.

Investasi yang paling sensitif terhadap suku bunga adalah obligasi. Obligasi memiliki tingkat pengembalian tetap yang ditentukan oleh tingkat suku bunga pada saat dibeli. Ketika suku bunga naik, obligasi yang diterbitkan sebelumnya dengan tingkat bunga yang lebih rendah akan menjadi kurang menarik dibandingkan obligasi baru yang diterbitkan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, harga obligasi turun untuk mencerminkan peningkatan suku bunga, sehingga mempengaruhi nilai investasi secara keseluruhan.

Sementara itu, saham juga memiliki tingkat sensitivitas terhadap suku bunga. Namun, sensitivitas ini bergantung pada sektor perusahaan dan kondisi ekonomi yang tengah terjadi. Pada umumnya, sektor seperti sektor keuangan dan properti cenderung sensitif terhadap perubahan suku bunga. Hal ini karena suku bunga yang lebih tinggi dapat mempengaruhi biaya pinjaman dan laba perusahaan pada sektor-sektor ini.

Investasi lainnya yang juga dapat terpengaruh oleh perubahan suku bunga adalah pasar saham secara keseluruhan. Ketika suku bunga naik, investor mungkin cenderung beralih dari investasi beresiko tinggi, seperti saham, ke investasi yang lebih aman, seperti obligasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga di pasar saham.

Bagi para trader dan investor, pemahaman tentang interest rate sensitivity sangat penting. Ini karena perubahan suku bunga dapat memiliki dampak signifikan pada nilai portofolio investasi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tren suku bunga dan membuat keputusan investasi yang tepat sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing.