J-Curve dalam trading atau investasi merujuk pada suatu fenomena yang dapat terjadi dalam pergerakan nilai investasi setelah terjadi perubahan dalam kebijakan atau kondisi ekonomi suatu negara. Fenomena ini terjadi ketika nilai investasi pada awalnya mengalami penurunan (dalam bentuk garis melengkung seperti huruf 'J'), namun kemudian mengalami kenaikan yang signifikan dan melebihi titik awal sebelum penurunan terjadi.

Istilah J-Curve pada awalnya berasal dari dunia ekonomi dan perdagangan internasional. Fenomena ini sering terlihat ketika suatu negara melaksanakan devaluasi mata uang atau kebijakan ekonomi baru, yang pada awalnya menyebabkan penurunan dalam neraca perdagangan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika ekonomi negara tersebut mulai menyesuaikan dan menjadi lebih kompetitif, ekspor negara tersebut meningkat, dan dalam jangka panjang, neraca perdagangan akan kembali pulih dan bahkan melebihi titik awal.

Di bidang trading dan investasi, J-Curve sering digunakan untuk menggambar pola pergerakan nilai investasi. Ketika suatu investasi atau trading mengalami penurunan di awal, investor kadang-kadang merasa cemas dan khawatir apakah investasi tersebut menguntungkan. Namun, jika investor mampu bertahan dan mempertahankan investasinya, fenomena J-Curve bisa terjadi, dan nilai investasi bisa kembali naik di masa yang akan datang.

Pentingnya memahami konsep J-Curve adalah agar investor memiliki kesabaran dan pemahaman yang kuat dalam menghadapi perubahan nilai investasi. Perlu diingat bahwa investasi yang berkualitas akan mengalami fluktuasi nilai, dan hasil jangka panjang dapat jauh lebih signifikan daripada perbedaan nilai awal yang terjadi pada awalnya.