Dalam trading dan investasi, Lehman Formula mengacu pada metode yang digunakan untuk menghitung commission atau biaya yang dikenakan kepada broker atas layanan mereka. Nama Lehman Formula diambil dari perusahaan Lehman Brothers, yang merupakan salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia sebelum kebangkrutannya pada tahun 2008.

Formulasi ini mempertimbangkan beberapa faktor dalam menghitung komisi broker, seperti persentase dari nilai transaksi, tingkat kesulitan atau kompleksitas transaksi, dan layanan tambahan yang diberikan oleh broker. Dengan demikian, komisi broker tidak hanya berdasarkan pada nilai nominal transaksi, tetapi juga memperhitungkan faktor-faktor tambahan yang mempengaruhi tingkat pelayanan yang diberikan oleh broker.

Menggunakan pendekatan ini, Lehman Formula dapat memberikan insentif bagi broker untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada klien mereka, karena komisi yang diterima oleh broker akan sejalan dengan kualitas layanan yang diberikan. Dalam beberapa kasus, formulasi ini juga dapat mencakup bonus atau insentif tambahan jika broker berhasil mencapai target tertentu dalam hal volume transaksi atau keuntungan yang dihasilkan. Ini dapat memotivasi broker untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan klien dan membantu mencapai tujuan investasi mereka.

Lehman Formula sering digunakan dalam industri investasi dan trading, terutama dalam perdagangan saham dan derivatif. Walaupun metode ini memiliki beberapa keuntungan, seperti meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan menjaga hubungan jangka panjang antara broker dan klien, akan tetapi setiap investor harus melakukan evaluasi terhadap biaya-biaya yang ada, termasuk komisi broker, sebelum melakukan transaksi investasi.