Level 3 Assets, dalam dunia trading dan investasi, merujuk pada jenis aset yang lebih sulit untuk dinilai dengan harga pasar yang subjektif. Aset level 3 umumnya termasuk instrumen keuangan yang tidak terdaftar di bursa atau tidak likuid, seperti aset yang secara aktif diperdagangkan di pasar terorganisir.

Dalam kerangka audit dan pelaporan keuangan, aset level 3 dikategorikan berdasarkan tingkat kompleksitas penilaian yang diperlukan untuk menentukan harga pasar yang adil bagi aset tersebut. Penilaian aset level 3 melibatkan pemodelan matematis, estimasi in-house, atau input subjektif dari ahli yang terampil. Jadi, penilaian aset level 3 lebih sulit dan lebih bergantung pada kebijaksanaan individu daripada aset yang diperdagangkan di pasar teratur, seperti saham yang terdaftar di bursa saham.

Salah satu contoh umum aset level 3 adalah derivatif yang tidak terdaftar di bursa. Derivatif ini mungkin bersifat kompleks, seperti opsi eksotis atau produk struktur yang dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik pelanggan. Harga pasar yang adil untuk derivatif semacam itu seringkali sulit untuk ditentukan karena kurangnya transaksi pasar yang tercatat atau tidak adanya arus kas yang jelas.

Penilaian aset level 3 memiliki implikasi yang signifikan dalam pengelolaan risiko dan pelaporan keuangan. Perusahaan dan institusi keuangan yang memegang aset level 3 harus mengadopsi praktik penilaian yang kuat dan transparan untuk meminimalkan risiko penilaian berlebihan atau kekurangan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Selain itu, peraturan keuangan modern, seperti Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IFRS) dan inisiatif Basel III, telah memperketat persyaratan pelaporan untuk aset level 3, mendorong transparansi dan disiplin pasar yang lebih besar.