Liquidity event dalam trading atau investasi merujuk pada saat di mana sejumlah besar saham atau aset dapat dibeli atau dijual dengan mudah tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan. Liquidity event ini biasanya terjadi ketika ada perubahan besar dalam posisi kepemilikan atau struktur perusahaan, seperti penawaran umum perdana (IPO), merger atau akuisisi, atau penjualan saham oleh pemegang saham besar.

Saat sebuah perusahaan melakukan IPO, sahamnya untuk pertama kalinya ditawarkan kepada masyarakat umum. IPO juga merupakan salah satu bentuk liquidity event, di mana saham-saham perusahaan menjadi tersedia untuk diperdagangkan secara luas di bursa saham. Hal ini meningkatkan likuiditas pasar karena banyak investor dapat membeli dan menjual saham perusahaan tersebut dengan mudah.

Merger atau akuisisi juga dapat menjadi liquidity event. Ketika dua perusahaan bergabung atau salah satu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, transaksi tersebut seringkali melibatkan penjualan saham kepada pemegang saham dari perusahaan lain. Ini dapat meningkatkan likuiditas pasar untuk saham-saham perusahaan yang terlibat dalam transaksi.

Jumlah saham yang tersedia juga dapat bertambah saat pemegang saham besar memutuskan untuk menjual saham mereka. Misalnya, ketika investor awal atau pemegang saham institusional memilih untuk melepas saham mereka, hal ini dapat menjadi liquidity event. Jika pemegang saham besar tersebut melepas sejumlah besar saham, maka akan ada lebih banyak saham yang tersedia untuk diperdagangkan di pasar dan meningkatkan likuiditasnya.

Liquidity event adalah hal yang penting dalam trading dan investasi karena meningkatkan likuiditas pasar. Dengan adanya likuiditas yang tinggi, investor dapat dengan mudah membeli atau menjual saham atau aset mereka tanpa mengalami kendala yang signifikan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan lebih cepat dan mendapatkan harga yang lebih baik.