Long-Term Capital Gain or Loss adalah konsep penting dalam trading atau investasi yang menentukan apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari penjualan aset akan diperlakukan sebagai capital gain atau capital loss jangka panjang. Jangka waktu yang digunakan untuk menentukan apakah transaksi tersebut dianggap jangka panjang adalah tahun fiskal atau lebih.

Ketika mata uang digital, saham, atau aset lainnya dijual setelah memiliki lebih dari satu tahun, keuntungan yang dihasilkan akan dianggap sebagai long-term capital gain. Ini ditandai dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan short-term capital gain. Sebagai contoh, jika seseorang membeli Bitcoin pada Januari 2019 dan menjualnya pada Februari 2021, keuntungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sebagai long-term capital gain.

Hal yang sama berlaku untuk long-term capital loss. Jika seseorang menjual aset dengan kerugian setelah memiliki lebih dari satu tahun, kerugian tersebut akan dianggap sebagai long-term capital loss. Kerugian ini dapat digunakan untuk mengimbangi capital gain jangka panjang lainnya dan bahkan dapat digunakan untuk mengurangi capital gain jangka pendek dalam beberapa situasi.

Penting untuk mengerti perbedaan antara long-term dan short-term capital gain atau loss, karena mereka dikenakan pajak dengan tarif yang berbeda. Long-term capital gain biasanya dikenakan tarif yang lebih rendah daripada short-term capital gain, yang dapat memberikan keuntungan pajak yang signifikan bagi investor jangka panjang.

Dalam rangka memperhitungkan long-term capital gain atau loss, penting untuk menyimpan catatan yang lengkap dan akurat tentang transaksi trading atau investasi yang dilakukan. Hal ini memudahkan dalam perhitungan jumlah keuntungan atau kerugian jangka panjang, dan juga berguna saat melaporkan pajak kepada pihak berwenang.