Absorption Costing adalah salah satu metode akuntansi dalam trading dan investasi yang digunakan untuk menghitung biaya produksi suatu produk atau jasa. Metode ini mencakup semua biaya produksi, baik biaya langsung maupun tidak langsung, dan kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi untuk mendapatkan biaya per unit.

Dalam Absorption Costing, biaya produksi mengikuti produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga semua biaya produksi, termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, dianggap sebagai biaya produk yang harus ditanggung oleh setiap unit yang diproduksi. Meskipun metode ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya produksi, namun bisa juga mengakibatkan kesalahan dalam estimasi laba jika terdapat perubahan dalam biaya overhead atau dalam jumlah produksi.

Contoh penerapan Absorption Costing dalam investasi dapat dilihat pada perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti sepatu atau baju. Semua biaya produksi termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead seperti sewa gedung pabrik dan listrik, dianggap sebagai biaya produk. Setelah itu, biaya total dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi untuk mendapatkan biaya per unit. Akhirnya, harga jual dari produk ditetapkan berdasarkan biaya produksi per unit plus markup yang diperlukan untuk mendapatkan laba.