Adverse Selection dalam trading atau investasi merujuk pada situasi di mana salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih baik tentang risiko investasi daripada pihak lainnya. Dalam hal ini, pihak yang memiliki informasi lebih dapat memanfaatkannya untuk keuntungan mereka sendiri, sementara pihak yang kurang informasi dapat menderita kerugian.
Contohnya, ketika seseorang membeli asuransi, perusahaan asuransi menghadapi risiko adverse selection. Pihak yang membeli asuransi biasanya memiliki informasi lebih banyak tentang risiko kesehatan atau kecelakaan yang dapat terjadi pada diri mereka sendiri, dibandingkan dengan perusahaan asuransi. Jika pihak yang membeli asuransi memiliki risiko yang lebih tinggi dari yang diharapkan oleh perusahaan asuransi, maka perusahaan asuransi dapat menderita kerugian finansial.
Dalam investasi, adverse selection dapat terjadi ketika seseorang membeli saham dalam perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan tetapi tidak memberitahukan informasi ini kepada investor. Jika investor itu tidak mengetahui situasi keuangan yang sebenarnya, maka mereka akan terlibat dalam investasi yang sangat riskan. Hal ini bisa berakhir dengan kerugian besar bagi investor.
Untuk menghindari adverse selection, penting bagi orang yang terlibat dalam transaksi investasi atau perdagangan untuk memastikan bahwa setiap pihak telah memberikan informasi yang akurat dan terperinci. Dengan demikian, risiko adverse selection dapat diminimalkan dan setiap pihak dapat mengambil keputusan yang lebih tepat berdasarkan informasi yang benar.