Asset Retirement Obligation (ARO) adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan ketika mereka memutuskan untuk mengakhiri operasi bisnisnya dan mengeluarkan aset tetapnya dari penggunaan komersial. ARO biasanya berlaku pada perusahaan yang beroperasi di industri seperti pertambangan, minyak dan gas, atau pembangkit listrik yang menggunakan aset berat seperti mesin atau fasilitas pengolahan.

Ketika sebuah perusahaan mengakui ARO, mereka harus membuat perkiraan tentang biaya yang diperlukan untuk menghilangkan aset tetapnya secara aman dan memulihkan situs di mana aset tersebut beroperasi. Biaya-biaya ini harus dihitung dengan hati-hati dan diperhitungkan dalam laporan keuangan perusahaan, karena ARO dapat berdampak signifikan pada keuangan perusahaan.

Perhitungan ARO melibatkan faktor-faktor seperti estimasi biaya lingkungan, biaya penghapusan, biaya penggalian, dan biaya pemulihan situs. Setelah perhitungan selesai, kewajiban ARO harus dicatat dalam laporan keuangan perusahaan sebagai bagian dari kewajiban jangka panjang. Jumlah kewajiban ini dapat berubah seiring waktu seiring dengan perubahan dalam estimasi biaya.

Dalam hal trading atau investasi, ARO dapat menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan ketika mengevaluasi potensi kinerja masa depan sebuah perusahaan. Perusahaan dengan ARO yang besar mungkin akan mengalami penurunan arus kas di masa depan, sementara perusahaan yang tidak memiliki ARO dapat dianggap lebih stabil finansialnya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada saham suatu perusahaan, penting untuk memperhitungkan kewajiban ARO yang dimilikinya.